8 Perlengkapan Keamanan Rock Climbing Wajib Punya

Olahraga ekstrem rock climbing memang sangat menantang dan juga seru. Supaya berhasil menyelesaikan panjatan hingga ke titik puncak, kekuatan yang dibutuhkan tidak hanya fisik semata, tetapi juga mental yang tangguh.

Aktivitas outdoor satu ini juga memiliki risiko yang tinggi. Karena itulah, prosedur keselamatan sangat penting untuk diaplikasikan, termasuk pengetahuan dan penggunaan alat rock climbing yang jumlahnya ternyata nggak sedikit.

Nah, buat yang mau cobain serunya olahraga ekstrem rock climbing, ketahui dulu apa saja perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini. Meski jumlahnya banyak, masing-masing peralatan ini penting untuk dimiliki demi menjaga keamanan dan keselamatan. Berikut ini perlengkapan yang harus disiapkan.

Perlengkapan Rock Climbing

1. Ascender

Menurut pegangannya, ascender dibagi ke dalam dua macam, yakni handled ascender (SRT, Petzl Expedition, Ascension) dan non-handled ascender (Gibbs Shunt, Petzl Basic, Croll).

Peralatan mekanik ini akan membantu kamu dalam menaiki lintasan. Secara otomatis, ascender akan menjadi longgar bila tidak diberi beban dan justru semakin mengunci bila diberi beban.

2. Kernmantle Rope

Perlengkapan ini lebih sering disebut tali karmantel. Fungsi utama tali ini adalah untuk mengamankan dari kejatuhan dengan jarak ketinggian tertentu. Rata-rata, tali karmantel memiliki panjang antara 50 sampai 70 meter.

Tali karmantel juga terbagi atas daya lentur yang dimilikinya: dynamic rope dan static rope. Dynamic rope memiliki daya lentur sampai 25% dan biasa digunakan untuk pemanjatan yang menggunakan teknik lead. Sementara itu, static rope memiliki daya lentur yang berkisar antara 6% sampai 9% dan cenderung nggak disarankan untuk digunakan.

3. Descender

Berkebalikan dari ascender, descender justru akan membantu saat menuruni tali. Tool ini akan menahan laju alat dengan tali sehingga lo nggak akan meluncur bebas ke bawah. Berdasarkan cara kerjanya, descender dibagi menjadi dua, yakni manual dan otomatis.

4. Carabiner

Cincin kait ini menjadi penghubung antara satu alat dengan alat yang lain. Bahannya terbuat dari aluminium alloy yang ringan tetapi memiliki kekuatan tinggi. Adapun kekuatan carabiner terletak pada pen-nya. Bila pen sudah longgar, sebaiknya jangan lagi menggunakan carabiner tersebut.

5. Harness

Alat ini memiliki fungsi sebagai penopang dan pengaman tubuh. Penggunaannya pada bagian pinggang dan alat diikatkan pada tali. Berdasarkan bentuknya, harness dibedakan menjadi tiga, yakni full body harness (melilit seluruh tubuh yang dilengkapi sangkutan alat di sekeliling pinggang, biasanya digunakan oleh pekerja bangunan yang berada di ketinggian), seat harness (yang paling banyak digunakan), dan webbing harness.

6. Webbing

Tali yang satu ini memiliki bentuk seperti pita. Bahannya terbuat dari bahan nilon yang nggak terlalu kaku dan lentur, tetapi sangat kuat. Webbing memiliki fungsi yang cukup banyak, antara lain dapat digunakan sebagai pengganti harness, anchor, dan lain-lain.

7. Chock dan Friend

Chock merupakan sebuah pengaman sisip yang dimasukkan pada celah-celah batu sehingga dapat menahan berat badan dari arah tertentu. Ukuran alat ini pun berbeda-beda dan biasanya langsung tersedia dalam bentuk satu set. Chock juga memiliki bentuk yang berbeda, yakni simetris, segi enam, dan paruh burung. Untuk bentuk yang berbeda-beda ini, friend sebagai alat pengapitnya dibuat bisa menyesuaikan dengan bentuk celah.

8. Chalk Bag

Kantong ini akan diperlukan untuk menampung bubuk magnesium karbonat. Bahan yang juga kerap disebut tepung anti keringat ini sangat membantu dalam mengurangi kelembaban akibat keringat pada telapak tangan saat memanjat. Dengan demikian, cengkeraman akan tetap stabil dan kuat.

Baca Juga: Rock Climbing, Yuk Siapkan Peralatan Ini Sebelum Beraksi!

Teknik Dasar Melakukan Rock Climbing

Kira-kira, apa sajakah teknik dalam rock climbing yang perlu diketahui? Berikut ini uraiannya:

1. Face Climbing

Face Climbing adalah teknik memanjat pada permukaan tebing (pada tebing vertikal) yang masih memiliki tonjolan atau rongga yang memadai untuk dijadikan pijakan kaki atau pegangan tangan.

2. Slab Climbing atau Friction Climbing,

Adalah teknik memanjat yang menggunakan gaya gesek/friksi untuk memanjatnya. Dan diimplementasikan pada permukaan tebing yang tidak terlalu vertikal dan memiliki kekasaran permukaan yang cukup.

3. Crack/Fissure Climbing

Merupakan salah satu teknik pemanjatan yang dilakukan pada celah tebing, di mana celah akan digunakan secara maksimal oleh anggota badan yang seolah-olah berfungsi sebagai pasak. Dan ini memerlukan teknik khusus.

4. Teknik Menuruni Tebing. 

Jika kamu dihadapkan pada situasi yang mengharuskan untuk menuruni tebing, pastikan posisi tubuh tetap seimbang. Agar lebih mudah dan aman, kamu bisa bergerak ke samping alih-alih mengambil arah tegak lurus, karena akan menyulitkan pandangan dalam menemukan celah.

Hal penting yang harus diingat adalah tebing bukanlah medan yang mudah. Oleh karena itu, memanjat tebing tidak hanya memerlukan teknik yang sesuai saja, tetapi juga tubuh yang terlatih. Maka dari itu, kamu yang terhitung pemula dalam rock climbing tidak perlu khawatir dan terburu-buru. Teruslah berlatih, dan lengkapi segala macam perlengkapan rock climbing yang dibutuhkan. Kamu bisa datang langsung ke Eiger Adventure Store langgananmu atau  untuk kunjungi website Eiger Adventure. Dapatkan produk-produk andalan yang akan menunjang impianmu menjadi pemanjat tebing profesional!